Powered By Blogger

Jumat, 17 Juni 2011

(SISTEM IMUNITAS SPESIFIK)

     Imunologi adalah cabang ilmu biomedis yang berkait an dengan respons organisme terhadap penolakan antigenic, pengenalan diri sendiri dan bukan dirinya, sert a semua efek biologis, serologis dan kimia fisika fenomena imun.
     Dalam menghadapi serangan benda asing yang dapat menimbulkan infeksi atau kerusakan jaringan, tubuh manusia dibekali sistem pertahanan untuk melindungi dirinya. Sist em pert ahanan tubuh yang dikenal sebagai mekanisme imunit as alamiah ini, merupakan t ipe pert ahanan yang mempunyai spektrum luas, yang art inya t idak hanya ditujukan kepada antigen yang spesifik. Selain itu, di dalam tubuh manusia juga ditemukan mekanisme imunit as yang didapat yang hanya diekspresikan dan dibangkit kan karena paparan antigen yang spesifik. Tipe yang terakhir ini, dapat, dapat dikelompokkan manjadi imunitas yang didapat secara akt if dan didapat secara pasif.
     Berbagai organik dan anorganik, baik yang hidup maupun yang mati, asal hewan, t umbuhan, jamur bakt eri, virus, parasit , berbagai debu dalam polusi, uap, asap dan lain-lain iritan, ditemukan dalam lingkungan hidupdan kerja kita sehingga setiap saat bahan-bahan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit bahkan kerusakan jaringan. Selain itu, sel badan yang menjadi tua dan sel yang bermut asi menjadi ganas, merupakan bahan yang t idak diingini dan perlu disingkirkan.
Lingkungan di sekit ar manusia mengandung berbagai jenis unsur pat hogen, misalnya bakt eri, virus, fungus, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi yang terjadi pada manusia normal umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh manusia memiliki suatu sist em yait u sist em imun yang melindungi tubuh t erhadap unsur-unsur patogen.
Respon imun seseorang t erhadap t erhadap unsur-unsur pat ogen sangat bergant ung pada kemampuan system imun untuk mengenal molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan unsur patogen dan kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen.
Dalam pandangan sekarang, respon imun diperlukan untuk tiga hal, yaitu pertahanan, homeostatis dan pengawasan. Yang pertama ditujukan untuk infeksi mikroorganisme, yang kedua t erhadap eliminasi kompone-komponen tubuh yang sudah tua
Dan yang ketiga dibutuhkan untuk menghancurkan sel-sel yang bermutasi terutama yang menjadi ganas. Dengan perkataan lain, respon imun dapat diartikan sebagai suatu sistem agar tubuh dapat mempertahankan keseimbangan antara lingkungan di luar dan di dalam badan.Di dalam makalah ini akan dijelaskan tentang sistem imun seluler dan respon imunologik t erhadap bakt eri anaerob dan jalur komplemen yang berperan.
Respon imun spesifik. Berbeda dengan sist em imun nonspesifik, sist em imun spesifik
mempunyai kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali muncul dalam badan segera dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitasi sel-sel sistem imun tersebut. Bila sel sistem imun tersebut berpapasan kembali dengan benda asing yang sama, maka benda asing yang t erakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian dihancurkan olehnya.
       Oleh karena sistem tersebut hanya dapat menghancurkan benda asing yang sudah dikenal sebelumnya, maka sistem ini disebut spesifik. Sist em imun spesifik dapat bekerja t anpa bantuan sist em imun nonspesifik untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi badan, tetapi pada umumnya t erjalin kerjasama yang baik ant ara antibodi-komplemen-fagosit dan ant ara sel T-makrofag.
Sel-sel leukosit lain yang memegang peran penting dalam respon imun adalah limfosit , bahkan limfosit merupakan inti dalam proses respon imun spesifik karena sel-sel ini dapat mengenal set iap jenis ant igen, baik ant igen yang t erdapat dalam int raseluler maupun ekst raseluler misalnya dalam cairan tubuh at au dalam darah. Antigen dapat berupa molekul yang berada pada permukaan unsure patogen atau dapat juga merupakan toksin yang diproduksi oleh pathogen bersangkutan. Sebenarnya ada beberapa subpopulasi limfosit limfosit tetapi secara garis besar limfosit digolongkan dalam dua populasi yaitu limfosit T yang berfungsi dalam respon imun seluler dan limfosit B yang berfungsi dalam respon imun humoral.
Walaupun pada hakekatnya respon imun spesifik merupakan interaksi antara berbagai komponen dalam sist em imun secara bersama-sama, respon imun spesifik dibagi dalam tiga golongan, yaitu respon imun seluler, respon imun humoral dan interaksi antara respon imun seluler dan humoral. Di dalam makalah ini hanya akan dijelaskan tentang respon imun seluler yang merupakan bagian dari respon imun spesifik.
Respon imun seluler.Banyak mikroorganisme yang hidup dan berkembang biak
Secara intra seluler, antara lain dalam makrofag sehingga sulit dijangkau oleh antibody. Untuk melawan mikroorganisme intraseluler itu diperlukan respon imun seluler yang merupakan fungsi limfosit T. Sub populasi sel T yang disebut sel T penolong (T-helper) akan mengenali mikroorganisme atau antigen bersangkutan melalui MHC (major
histocompatibility complex) kelas II yang t erdapat pada permukaan sel makrofag. Sinyal ini





SISTEM IMUNITAS SPESIFIK
(adaptive/acquired)
Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat mengenali suatu substansi asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respon imun yang spesifik terhadap substansi tersebut. Sistem imun spesifik disebut pula dengan sistem imun yang didapat (adaptive immunity), dimana sel-sel imun yang berperan penting adalah sel limfosit B dan limfosit T. Substansi yang dapat merangsang respon imun spesifik disebut dengan antigen. Sedangkan respon tubuh terhadap masuknya antigen tersebut adalah dengan pembentukan antibodi.
   Antibodi adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sel limfosit B sebagai respon terhadap adanya antigen. Antibodi bersifat spesifik terhadap jenis tertentu dari suatu antigen. Ribuan jenis antigen yang masuk ke dalam tubuh akan merangsang pembentukan ribuan jenis antibodi yang spesifik terhadap antigen tersebut.
Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan unuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama timbul dalam badan yang segera dikenal sistem imun spesifik, akan mensensitasi sel-sel sistem imun tersebut. Sehingga bila sel sistem tersebut terpapar ulang dengan benda asing yang sama, akan dikenali lebih cepat dan dihancurkannya. Oleh karena itu sistem tersebut disebut spesifik.
Imunitas spesifik di perlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik.Antigen adalah substansi yang berupa protein dan polisakarida yang mempunyai kemampuan merangsang munculnya system kekebalan tubuh (antibody)
Tubuh dapat dengan cepat merespon infeksi suatu penyakit,apabila tubuh terdapat antibody untuk jenis antigen tertentu yang berasal dari kuman.
Sistem imun spesifik terdiri dari sistem imun spesifik humoral dan selular.
Yang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah limfosit B atau sel B Sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten dalam sumsum tulang. Bila sel B dirangsang benda asing, sel tersebut akan berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi. Antibodi yang dilepas dapat ditemukan di dalam serum.
 yang jika dirangsang oleh benda asing akan berproliferasi menjadi sel plasma yang dapat membentuk antibodi (imunoglobulin). Selain itu juga berfungsi sebagai Antigen Presenting Cells (APC)
Sedangkan yang berperan dalam sistem imun spesifik selular adalah limfosit T atau sel T yang berfungsi sebagai regulator dan efektor. Fungsi regulasi terutama dilakukan oleh sel T helper (sel TH, CD4+) yang memproduksi sitokin seperti interleukin-4 (IL-4 dan IL-5) yang membantu sel B memproduksi antibodi, IL-2 yang mengaktivasi sel-sel CD4, CD8 dan IFN yang mengaktifkan makrofag. Fungsi efektor terutama dilakukan oleh sel T sitotoksik (CD8) untuk membunuh sel-sel yang terinfeksi virus, sel-sel tumor, dan allograft. Fungsi efektor CD4+ adalah menjadi mediator reaksi hipersensitifitas tipe lambat pada organisme intraseluler seperti Mycobacterium tuberculosis
Pada keadaan tidak homeostasis, bangkitnya respon imun ini dapat merugikan kesehatan, misal pada reaksi autoimun atau reaksi hipersensitifitas (alergi). Beberapa penyakit seperti diabetes melitus, sklerosis multipel, lupus, artritis rematoid termasuk contoh penyakit autoimun. Kondisi ini terjadi jika sistem imun disensitisasi oleh protein yang ada dalam tubuh kemudian menyerang jaringan yang mengandung protein tersebut.
Adaptive immunity, atau imunitas spesifik, terjadi ketika innate immunity gagal menghalau infeksi karena benda asing yang masuk memiliki struktur yang sama sekali baru bagi tubuh.  Mekanisme ini terjadi sekitar 1 hingga 5 hari setelah infeksi. Secara singkat, makanisme ini akan mencoba membuat "ingatan" baru tentang struktur benda asing yang masuk ke tubuh, kemudia bereaksi untuk menghalau benda asing tersebut. Sel yang terlibat pada mekanisme ini adalah limfosit, baik sel T limfosit maupun sel B limfosit

Adaptive immunity sendiri terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Imunitas humoral, yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah, yang disebut antibodi.  Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan molekul yang akan menempel di suatu molekul spesifik (antigen) di permukaan benda asing tersebut. Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.
b. Imunitas selular, yaitu imunitas yang dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi. T limfosit kemudian akan menginduksi 2 hal: (1) fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi,   (2) lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan dapat di dilekati oleh antibodi.







 

Sabtu, 19 Februari 2011

kumpulan puisi

Air matamu mengiris hatiku halus
kuusapkan telapak tanganku ke wajahmu yang pucat
terlihat ketakutan kehilangan akan nafasmu
nafasmu yang mengalir dalam nafasku

Kubelai rambutmu dengan kelembutan angin malam
terasa getaran menyatu diujung jari-jari
tak kuasa menahan gejolak kasih
limpahan nuansa kejora malam yang tak bertepi

Tak akan kutinggalkan hatimu yang manangis pilu
telah terpatri janji pada kedalaman nurani
akan ikut menyatu kegalauan kasih dalam derita
meski kekuatan malam hendak meragas

2.Aku dan Tulisanku

Adakah orang akan bertanya akan aku ketika aku
tak pernah menulis satu kata?
Adakah orang akan mencari namaku ketika aku
tak pernah meninggalkan kesan?
tulisanku adalah diriku, diriku mustahil adalah tulisanku
jari-jariku bekerja dengan otakku
tapi tidak dengan diriku
diriku adalah kumpulan prilaku potensi dosa
diriku adalah susunan tulang daging darah
yang mungkin telah menyerap barang haram
diriku bukan milikku, lingkunganku telah mengklaimnya
Adakah orang pernah menerima aku berbeda dengan tulisanku?
Berjayalah kalimat-kalimat yang kutulis
sebab mereka mendapat teman dan musuh yang menghormati
ingin aku memasukkan diriku ke dalam tulisanku
harap aku bisa mendapat sapaan hormat yang sama
Tulisanku adalah produksi otakku yang bersahaja
tak dapat bercengkrama dengan prilakuku yang
diproduksi oleh niatku yang subjektif
tulisanku memberi tahu tentang aku ke dunia
sementara aku tak pernah berbuat yang sama
kepada tulisanku....





MERATAPI CINTA

 
Tercipta rza yg Qni trpndm
Dlm xhningan mlm yg tak terhndrkn
Qni Q rzakn glp mnc3k4m
N t4k ter3l4kn dlm xsndri4n..
S4at xglsh4n s3limit! J!w4
But4kn ht! nir4n!
Hny tng!s yg trs!s4 d_dr!
Mn4ng!s s4ng nur4n! m3r4tapi angk4ra
Btp Qn! h4sr4t Q tlh m3nggebu
Hnylh s3mb!lu yg Q rza
N Q muzt4h!l mngg4pa! b!nt4ng d_lng!t
Hny tux tr4ng! ht! Q
Xrn !2 mmbt s!n4r Q s_mkn r3dup
Xrn !2 mmbt Q t4x brd4ya




4. PUJAAN HATI
hari-hari ku lalui tanpa dirimu
trasa oleh ku btapa dunia ni sepi tanpa mu
kamu yg tlah lama ku cinta wlau ku tk dpat m’milikimu….
kini ia tlah prgi…
entah kmana.. bagai rumputan yg tertiup aingin kncang….
wlau ku tak dpat m’milikimu
aku akn ttap tbah mnjalani smua ni tnpa mu
…. dan…biarkanlah hnya bayangan mu yg akn ku selip kn di htiku
kan ku jdikan smua ini sbagai…
,,,,,pengalaman yg tk kn ku lupakan,,,,





 

Minggu, 23 Januari 2011

KEMEROSOTAN AKHLAK PELAJAR

Kemerosotan Akhlak Di Kalangan Pelajar, Salah Siapa??

Kebelakangan ini seringkali terpapar isu-isu yang melibatkan kemerosotan akhlak di kalangan remaja khasnya di kalangan pelajar sekolah. Bermula dari isu ponteng sekolah, ponteng kelas, merokok, bohsia, bohjan, rempit, seks bebas, dan seumpamanya yang kadang kala mencabar sistem pendidikan negara. Adakah sistemnya yang bermasalah atau jentera pelaksanaannya atau 'subjek lain' yang mempengaruhi kemerosotan ini.

Kerajaan telah berusaha sedaya upaya menyediakan segala dasar pendidikan bagi memastikan terbentuknya modal insan yang cemerlang dengan meyediakan kurikulum pendidikan yang bersepadu samada di peringkat rendah dan menengah dan yang terkini melalui Pelan Induk Pembangunan Pendidikan yang mana akhirnya untuk memberi kesejahteraan kepada masyarakat. Namun walaupun sehebat mana perancangan dan dukumentasi yang di warwalkan tidak akan mampu untuk membentuk modal insan yang diharapkan tanpa dokongan dan sokongan oleh semua anggota masyarakat.Saya tidaklah berminat untuk membincangkan sistem pendidikan yang telah diterimapakai itu. Di sini, saya suka untuk memberi pandangan 'subjek lain' yang saya sebut di atas tadi. Apa yang saya maksudkan 'subjek lain' itu adalah pengaruh luar seperti program-program realiti tv, hiburan melampau, karnival-karnival yang berakhir dengan hiburan lewat malam dan lain-lain lagi yang semua ini boleh membantut usaha-usaha murni dalam sistem pendidikan untuk melahirkan modal insan berkualiti.

Mari kita lihat perbezaan masa pengisian jiwa remaja khasnya pelajar sekolah. Di sekolah, bagi pelajar Islam menengah rendah, mereka diperuntukkan dengan enam [iaitu 3 + 2 + 1] waktu seminggu bagi subjek Pendidikan Islam dan tiga waktu seminggu bagi pelajar bukan Islam dengan subjek Pendidikan Moral. Satu waktu bersamaan dengan empat puluh minit [bergantung kepada sekolah]. Enam waktu seminggu bagi subjek Pendidikan Islam bersamaan dengan 240 minit atau empat jam seminggu berbanding masa sebenar yang dianugerahkan kepada kita adalah 168 jam seminggu. Cukupkah masa ini untuk kita terapkan ilmu agama dan moral untuk menjadi benteng pertahanan dalaman pada anak-anak kita dari terjebak kepada anasir-anasir negatif yang datang dari pelbagai arah atau penjuru? Cukupkah jika mengharapkan masa 240 minit seminggu itu untuk membentuk jiwa anak-anak kita tanpa ada usaha dari keluarga memberi nilai tambah yang berkualiti di rumah? Masa 240 minit itu belum lagi di tolak seandainya guru ada tugasan lain di luar sekolah, yang menyebabkan pengajaran dan pembelajaran terbantut. Juga masa 240 minit ini belum lagi ditolak sekiranya hari kelepasan am jatuh pada hari subjek berkenaan. Seandainya 240 minit ini diharapkan oleh ibubapa atau masyarakat keseluruhannya untuk membentuk modal insan berkualiti adalah sangat tidak tepat. Mengapa saya membangkitkan ini?
Pada lewat tahun 90an atau awal tahun 2000 dahulu timbulnya isu golongan yang disifatkan sebagai golongan pelampau agama, ada kalangan masyarakat dan juga kalangan pemimpin yang menyatakan guru agama di sekolah tidak mengajar agama di sekolah, berikutan dari kecenderungan remaja ketika itu cenderung kepada parti politik tertentu. Ini adalah tuduhan yang amat berat pada saya. Jika diambil kira peruntukan masa 240 minit atau empat jam seperti yang dinyatakan di atas, mustahil bagi guru agama "melawan" 164 jam lagi yang mana di sogok dengan pelbagai bentuk anasir. 164 jam tadi ditolak dengan waktu tidur (mengandaikan waktu tidur 8 jam sehari) sebanyak 56 jam seminggu maka, anak-anak kita terdedah akan pengaruh luar samada negatif atau positif adalah sebanyak 108 jam seminggu.

Tambahan pula dengan melambaknya program-program realiti tv yang berbentuk hiburan seperti AF, Gengs Star dan sebagainya yang sangat berpengaruh di kalangan remaja boleh mendorong mereka berada di hadapan tv sehingga lewat malam yang akhirnya serba sedikit boleh mengganggu masa tidur yang akhirnya merencatkan proses penerimaan ilmu di sekolah. Ini juga boleh mengurangkan masa ulangkaji pelajaran di rumah. Saya bukanlah anti hiburan tetapi, pihak penganjur juga perlu memikirkan kesan kepada penonton yang rata-rata dari kalangan remaja yang masih bersekolah. Mungkin boleh difikirkan oleh mereka untuk menamatkan program itu lebih awal. Mungkin ada yang berfikir itu adalah bergantung kepada individu tersebut. Tepuk dada tanya iman!!! Sedarkah kita bahawa kalangan remaja sangat mudah terpengaruh cara penampilan personaliti sama ada dari segi cara berpakaian atau potongan rambut.

Keadaan menjadi lebih 'kalut' lagi apabila pihak-pihak tertentu menganjurkan sesuatu karnival yang penghujung karnival itu menghidangkan hiburan yang tanpa membatasi pergaulan lelaki dan wanita. Memburukkan lagi keadaan, acara itu di adakan pada hari ahad malam isnin yang berakhir sehingga pukul 1130pm atau 1200 tengah malam. Seandainya dan sudah tentu rata-rata penontonnya adalah dari kalangan remaja atau pelajar sekolah. Ada kalangan penonton atau remaja itu datang dari luar kawasan berlangsung dari acara itu, sudah tentu mengambil masa yang lama untuk sampai ke rumah. Sekiranya perjalanan pulang mengambil masa satu jam, mereka akan sampai ke rumah lebih kurang pukul satu pagi. Belum tentu mereka terus tidur! Oleh itu, pukul berapa mereka bangun untuk ke sekolah keesokan harinya?? Saya tidaklah membantah mereka yang ingin berkarnival atau menganjurkan karnival, tetapi selain dari memikirkan keuntungan, sebagai tanggungjawab sosial kepada masyarakat cuba fikirkan kesan acara yang mereka anjurkan itu kepada pelajar sekolah.

Itu sekiranya mereka terus pulang ke rumah! Bagaimana kalau mereka mengambil masa untuk melepak bersama rakan-rakan selepas dari acara tersebut. Dan bagaimana sekiranya mereka melepak bersama pasangan masing-masing? Mungkinkah berlaku seperti mana yang dilaporkan oleh salah sebuah stesen tv pada sekitar bulan februari yang lalu, di mana antara pasangan yang di tangkap pada malam menyambut "Hari Berkasih Sayang" adalah di kalangan remaja yang masih bersekolah di salah sebuah negeri di pantai timur.

Mengapakah perkara ini berlaku dan terjadi? Adakah ianya berpunca dari sistem pendidikan? Atau adakah ianya berpunca dari salah guru agama yang kononnya dikatakan tidak mengajar agama di sekolah? Atau adakah ianya berpunca dari lambakan hiburan melampau yang melampaui batas masa dan jantina? Atau adakah kurangnya pertimbangan ibubapa untuk membatasi pergerakan anak-anak remaja? Atau adakah ianya berpunca dari sikap remaja atau pelajar yang tidak mempedulikan teguran dan nasihat?

Tepuk dada tanya Iman! Jangan tepuk dada tanya Aiman, kalau tepuk dada tanya Aiman, sudah tentu jawapannya.... Aiman tak kisah..